Selasa, 24 Agustus 2010

Ketermapilan Ldership Dalam Tinjauan Sejarah

Kepemimpinan dalam Tinjauan Sejarah
Sesungguhnya perjalanan teori kepemimpinan sudah berjalan ribuan abad yang lampau. Sejak manusia hidup dalam kelompok, kepemimpinan ditentukan oleh kekuatan. Orang yang memiliki ukuran badan yang besar, kuat dan dapat memperoleh dukungan dari yang lain diangkat menjadi pemimpin.
Kemudian muncullah teori baru bahwa kepemimpinan harus dilengkapi dengan penguasaan atas berbagai persenjataan, misalnya seorang pemimpin selain kuat harus juga mahir menggunakan berbagai senjata dan mampu membidik sasaran dengan tepat.
Berabad-abad kemudian muncullah teori baru bahwa seorang pemimpin akan melahirkan pemimpin pula. Untuk mengesahkan teori ini mereka membentuk kepercayaan atau opini masyarakat bahwa ada orang tertentu yang dilahirkan sebagai raja penerus kepemimpinan. Apabila sang anak mampu mengelola kerajaannya dengan sukses, ia pun akan membentuk suatu dinasti kepemimpinan secara turun menurun.
Beberapa waktu kemudian muncullah teori baru bahwa seorang pemimpin itu harus dibentuk bukan dilahirkan begitu saja. Karena itu seorang pemimpin akan mangajari calon penggantinya berbagai cara memimpin. Misalnya sang calon harus mahir cara berjalan, cara berbicara dan cara mengambil keputusan pendahulunya. Ternyata teori ini menemukan hambatan karena masalah yang dihadapi si calon berbeda dengan masalah yang dihadapi pendahulunya.
Lalu muncullah teori baru, seseorang yang telah memperlihatkan sikap kepemimpinan yang sukses dalam suatu bidang diminta memimpin dalam bidang lainnya. Misalnya seorang jenderal diminta menjadi direktur perusahaan computer. Ternyata sejarah memperlihatkan bahwa metode identifikasi kepemimpinan ini tidak membawa kesuksesan.
Kini, sejumlah besar pakar di bidang kepemimpinan percaya bahwa seorang tak akan pernah mampu memimpin sepanjang masa. Demikian juga halnya seorang pemimpin tak pernah menghasilkan kesuksesan jika ia mengadakan pendekatan yang sama dalam berbagai situasi. Karena itu dibuutuhkan kepemimpinan situasional yaitu kepemimpinan yang harus berusaha sesuai dengan perubahan situasi.
Pemimpin yang baik adalah mereka yang mengetahui kapan harus bersikap otoriter, demokratis, laissez faire. Ia juga tahu saat yang tepat untuk mendelegasikan wewenangnya. Selain itu mengetahui berbagai cara untuk meraih tujuan bersama.
Semua ini membutuhkan pribadi yang tegar, mampu berkomunikasi dan berhubungan dengan yang lain, ahli mempelajari berbagai metode, mampu mengelola dan mengambil keputusan serta menguasai berbagai teknik memimpin kelompok.

5 (Lima ) Keyakinan Kepemimpinan
1. Kepemimpinan sangat diperlukan oleh setiap individu
Kita membutuhkan keterampilan memimpin baik untuk memimpin diri kita sendiri, sebagai anggota kelompok, maupun untuk memimpin orang lain dan kelompok. Kita memerlukan kepemimpinan agar menjadi anggota masyarakat yang efektif serta produktif juga untuk dapat mengarahkan kegiatan kelompok untuk mencapai tujuan.
2. Kepemimpinan dapat dipelajari sama halnya dengan keahlian yang lain
Kepemimpinan in meliputi aspek pribadi dan antarpribadi. Ia juga mengajarkan seseorang untuk menyadari potensi dan memanfaatkan potensi dirinya itu dengan tepat.
3. Keahlian memimpin itu dapat dipecah-pecah dalam unit-unit yang lebiih kecil
Dengan demikian seseorang dapat memilih unit-unit keahlian memimpin yang cocok dengan dirinya. Dan tak seorangpun yang mampu menjadi ahli dalam setiap unit seumur hidupnya.
4. Kepemimpinan adalah hubungan antar manusia
Keahlian ini merupaan cara seseorang berinteraksi dengan orang lain. Selain cara berinteraksi, keahlian ini juga meliputi kepekaan seseorang terhadap kebutuhan orang lain. Sebab keahlian mempimpin yang dimiliki seseorang tidak akan ada artinya jika tidak dapat dimanfaatkan oleh orang lain.
5. Kepemimpinan harus ditampilkan pada waktu dan tempat yang tepat
Setiap pemimpin memiliki masa tertentu untuk diakui sebagai pemimpin. Kombinasii dari pemimpin, kombinasi dari kelompok serta kombinasi dari tujuan kelompok akan menentukan gaya kepemimpinan yang sebaiknya kita gunakan. Anggota kelompok harus bekerjasama dengan pemimpin untuk mencapai hasil yang didambakan.

MENGENAL DIRI SENDIRI (UNDERSTANDING SELF)

“siapa yang tidak mengenal dirinya maka ia tidak akan mengenal Tuhannya”. (hadist nabi)

Mengenal diri yaitu upaya untuk memahami dan mengembangkan perilaku positif tentang diri sendiri.
Ruang lingkup mengenal diri sendiri meliputi
a. Mengenal diri sendiri, diawali dengan :
1. Mengenal Jiwa / rohani, diantaranya:
a. mengenal iman, yang terdiri dari :
- iman kepada Allah
- iman kepada Rosul
- iman kepada Qur’an
- takdir, hari akhir dan jihad di jalan Allah.
Dengan iman kepada Al Qur’an dan takwa (mengerjakan apa diperintahkan dan menjauhi semua larangan-Nya), serta ikhlas maka sensorik hati/Qalb akan berfungsi. Hal ini akan dapat menimbulkan kepekaan yang lebih tinggi terhadap arti wahyu Allah, hidayah atau rahasia alam.
b.mengenal hati / qolbu/etika/estetika
- nafsu
- nilai
- tujuan (goal)
- kebutuhan (need)
- sifat
- perasaan
- motif / niat
- bakat (talent)
- nilai (benar salah)
- ilmu pengetahuan
- teknologi
- manajemen
- ingin tahu
C. mengenal akal / dasar logika, analika, systematic serta ikatan-ikatan, hukum dan
peraturan Allah lainnya/Sunah Allah.

Manusia yang berakal adalah yang bersedia diikat baik oleh peraturan /hukum Allah maupun peraturan /hokum manusia yang logis kalau tidak maka dikatakan bahwa manusia tersebut tidak berakal/gila, atau layak dihukum.
- Nilai / benar dan salah
- Science
- Teknologi
- Manajemen
- Nilai akal / ingin tahu (curiosity)
Naluri akal yang dikendalikan oleh wahyu qalbu yang baik dan berdasarkan iman sering disebut intelektual curiosity.
- Bakat/talent akal.
Kemampuan matematik, kemampuan mengatur, berbagai seni dan lain-lain.

2. Mengenal badan /jasad, diantaranya:
a.Syaraf sensorik, yang terdiri dari:
- Al Hayah (Dzat Hidup)
- Daya Ingat
- Motorik
- Organ Vital
- Naluri jasad (makan, minum, berkembang biak)
- Bakat / talent jasadi
Kemampuan secara alamiah yang dimiliki oleh seseorang (bakat yang dipergunakan
sebagai dasar pemilihan keterampilan /skill)

B. Mengenal Pencipta
1. Melalui wahyu
2. Melalui ciptaanNya
3. Melalui sunatullah

C. Mengenal Ciptaan-Nya
1. Mengenal manusia
2. Mengenal makhluk ruh
3. Mengenal makhluk jasad

KOMUNIKASI (COMMUNICATION)

“Siapakah yang lebih baik perkataanya dari pada orang yang menyeru kepada Allah, mengerjakan amal shaleh dan berkata :”Sesungguhnya aku termasuk orang-orang yang berserah diri”(QS. Fushilat 41 : 33)

Komunikasi adalah pertukaran informasi dengan yang lain secara lebih efektif.

Ruang Lingkup komunikasi meliputi :
A. Komunikasi dari Allah kepada manusia, melalui:
1. Wahyu
2. Hidayah
3. Alam semesta
B. Komunikasi dari manusia kepada Allah
1. Sholat
2. Do’a
3. Dzikir
C. Komunikasi antarmanusia
1. Pendengar yang baik
2. Pembicara yang baik
3. Penulis yang baik
4. Pembaca yang baik
5. Bahasa tubuh
6. Bahasa percakapan
D. Dari binatang kepada manusia
1. Bahasa isyarat
2. Pendengar yang baik
3. Ilmu Biologi / Zoologi
E. Dari tumbuhan kepada manusia
1. Bahasa isyarat
2. Ilmu biologi/botani
F. Dari benda-benda kepada manusia
1. Bahasa Isyarat
2. Ilmu Pengetahuan lainnya.

MENYATU DENGAN YANG LAIN (GETTING ALONG WITH OTHERS)

“Hai manusia, sesungguhnya Kami ciptakan kamu dari seorang laki-laki dan seorang perempuan dan menjadikan kamu berbangsa-bangsa dan bersuku-suku supaya kamu saling mengenal. Sesungguhnya orang yang paling mulia diantara kamu di sisi Allah ialah orang yang paling bertaqwa diantara kamu. Sesungguhnya Allah Maha Mengetahui lagi Maha Mengenal”. (Q.S.Al Hujuraat 49 :13)

Ruang lingkup Menyatu dengan yang Lain adalah:
A. Dapat diterima oleh Allah SWT, dengan cara:
1. Mengimani (rukun-rukun iman)
2. Bertaqwa
3. Ikhlas
4. Terencana
B. Dapat diterima oleh manusia, dengan cara :
1. Peduli
2. Berbagi
3. Silaturahmi
4. Dapat menerima
5. Dapat mengatur diri sendiri
6. Kerjasama
7. Dapat dipercaya
C. Dapat diterima hewan, dengan cara:
1. Peduli
2. Berbagi
3. Dapat mengatur
D. Dapat diterima tumbuhan, dengan cara:
1. Peduli
2. Berbagi
3. Dapat mengatur
E. Dapat diterima oleh ciptaan Allah lainnya.
1. Peduli
2. Berbagi
3. Mengatur

BELAJAR UNTUK BELAJAR (Learning to Learn)

“Bacalah dengan (menyebut ) nama Tuhanmu yang menciptakan. Dia telah menciptakan (manusia) dari segumpal darah. Bacalah dan Tuhanmulah yang Paling Pemurah. Yang mengajar (manusia) dengan perantaraan kalam. Dia mengajarkan kepada manusia apa yang tidak diketahuinya.” (QS Al Alaq 1-6)
“Katakanlah “Adakah sama orang-orang yang mengetahui dengan orang-orang yang tidak mengetahui?. Sesungguhnyalah orang yang berakallah yang dapat menerima pelajaran.” (QS. Az Zumar 39 : 9)

Belajar untuk belajar yaitu upaya mengembangkan perilaku positif dalam mempelajari sesuatu dan menarik pelajaran dari berbagai informasi dan pengetahuan lainnya secara benar.

Ruang lingkup belajar untuk belajar meliputi :
1. Peningkatan daya ingat
2. Peningkatan organ sensorik
3. Peningkatan ketekunan (istiqomah)
4. Motif / niat
5. Kreatifitas
6. Inovasi
7. Mennetukan main, supporting dan detail issue serta pemetaan informasi
8. Skala prioritas
- Wajib/essential
- Sunal / useful
- Mubah/nice
- Makruh /bad
- Haram/forbidden
9. Menentukan tujuan
10. Menentukan informasi yang dibutuhkan
11. Kemampuan bertanya
12. Perilaku bertanya
13. Hambatan dan solusinya dalam bertanya
14. Mengorganisir informasi
15. Sistem mengolah informasi
16. Eksperimen
17. Mengajarkan / menyampaikan
18. File

MEMBUAT KEPUTUSAN (DECISION MAKING)
“....dan jika kamu memutuskan perkara mereka, maka putuskanlah (perkara itu) diantara mereka dengan adil, sesungguhnya Allah menyukai orang-orang yang adil”. (QS Al Maidah: 42)
Membuat keputusan yaitu upaya mempelajari langkah-langkah dan pendekatan yang dibutuhkan untuk mencapai suatu tujuan, memecahkan suatu masalah, dan mengambil keputusan serta tindakan baik secara individu maupun kelompok.
Ruang lingkup mengambil keputusan meliputi :
A. Gaya membuat keputusan
1. Impulsive / menurutkan kata hati
2. Wishfull/penuh keinginan/kehendak
3. Intuitive/intuisi
4. Risk – free/ bebas resiko
5. Avoidance/menghindar
6. Agonizing / tertekan / menderita
7. Fatalistik /menyerahkan pada nasib
8. Compliant / pasrah pada seseorang –”anything you say”
9. Postponement / mengulur keputusan
10. Planned / terencana

B. Proses membuat keputusan, dengan tahapan sbb:
1. Definisikan masalah
2. Cari informasi sebanyak-banyaknya
3. Membuat alternative-alternatif
4. Mempertimbangkan masing-masing alternative
5. Memilih alternative
6. Bertindak
7. Evaluasi

C. Identifikasi sumberdaya: manusia, alam, dana, SWOT analisa
D. Menentukan tujuan / goal setting
E. Menentukan sumberdaya yang diperlukan
F. Menggabungkan sumberdaya
G. Memutuskan sumber daya
Di dalam pengambilan keputusan ini, pendekatannya tentunya juga dengan mengikuti langkah-langkah yang umum yang harus dilakukan. Tergantung juga seberapa jauh akibat yang ditimbulkan dari keputusan yang dibuat .

MENGELOLA (MANAGING)
“Dia telah menciptakan kamu dari bumi (tanah) dan menjadikan kamu pemakmurnya”.(QS.Huud 11: 61)
Mengelola yaitu penggunaan segala sesuatu yang dimiliki atau dapat dimanfaatkan untuk meraih suatu tujuan individu dan kelompok. Termasuk upaya identifikasi sumberdaya dan cara penggunaannya secara efektif dan efisien.
Ruang Lingkup Mengelola meliputi :
A. Yang perlu diatur adalah :
1. Waktu
2. Ruang
3. Gerak
4. Fungsi
5. System
6. Proses
7. Hukum, peraturan, perjanjian
8. Standar kualitas, mutu, jumlah, berat, volume, spesifikasi
9. Biaya
10. Kecepatan

B. Yang terkena peraturan, seperti:
1. Orang (diri sendiri, kelompok, masyarakat)
2. Informasi
3. Hewan
4. Tumbuh-tumbuhan
5. Benda-benda lain
6. Lahan
7. Air
8. Udara
9. Alat/mesin
10. Bahan baku
11. Hasil produksi
12. Gedung/bangunan
13. Panas/temperature
14. Cahaya / intensitas cahaya
15. Listrik (tegangan, arus, frekuensi)
16. Menentukan tujuan
17. Menentukan sumber daya
18. Merencanakan
19. Mengorganisir
20. Pelaksanaan
21. Pengawasan
22. Evaluasi

KERJA KELOMPOK (WORKING WITH GROUPS)
“sesungguhnya Allah menyukai orang-orang yang berperang di jalanNya dalam barisan yang teratur seakan-akan mereka seperti bangunan yang kokoh” (QS Ash- Ashaf 61 - )
Kerja kelompok yaitu ikut bergabiung dan bekerjasama secara aktif atau memimpin kelompok untuk mencapai tujuan bersama.
Ruang lingkup kerja kelompok meliputi:
1. Motivasi
2. Tujuan anggota
3. Kerjasama
4. Tujuan kelompok
5. Perilaku anggota
6. Perasaan anggota
7. Kebutuhan
8. Budaya kelompok
9. Gaya kepemimpinan
10. Lingkungan kelompok
11. Musyawarah
12. Keputusan kelompok

7 Keterampilan Leadership

7 (tujuh) keterampilan hidup sebagai pemimpin
1. Mengenal Diri Sendiri
Baik diri kita sendiri sebagai manusia, orang lain, pencipta, ciptaannya
2. Komunikasi
Antara Allah dengan manusia, manusia dengan Allah, manusia dengan manusia, manusia dengan ciptaan Allah yang lainnya dan sebaliknya.
3. Menyatu dengan yang Lain
Yaitu cara berinteraksi dengan orang lain secara positif, termasuk menerima dan menghargai perbedaan antara dirimu dan orang lain.
4. Belajar untuk Belajar
Yaitu upaya mengembangkan perilaku positif dalam mempelajai sesuatu dan menarik pelajaran dari berbagai informasi dan pengetahuan lainnya secara benar.
5. Mengambil Keputusan
Yaitu upaya mempelajari langkah-langkah dan pendekatan yang dibutuhkan untuk menetapkan suatu tujuan, memecahkan suatu masalah, dan mengambil tindakan baik secara individu maupun kelompok.
6. Pengelolaan
Yaitu penggunaan segala sesuatu yang dimiliki atau yang dapat dimanfaatkan untuk meraih suatu tujuan. Termasuk upaya identifikasi sumberdaya dan cara penggunaannya secara efektif dan efisien.
7. Kerja Kelompok
Yaitu ikut bergabung secara aktif atau memimpin suatu kelompok guna meraih tujuan bersama.

Cara Mengembangkan Keterampilan Memimpin

BAGAIMANA CARA KITA UNTUK MENGEMBANGKAN KETERAMPILAN MEMIMPIN ?
Hal itu dapat dipelajari dengan cara mengobservasi (mengamati), mendengar dari orang lain atau bereksperimen dan mempraktekkan tingkah laku kepemimpinan.
Tingkah laku kepemimpinan adalah perilaku yang biasa digunakan oleh pemimpin.
Mempraktekkan tingkah laku kepemimpinan dilakukan dengan cara bertahap mulai dari hal-hal yang paling sederhana dan mudah untuk dilakukan seperti membiasakan bangun pagi, mencuci pakaian sendiri, berdo’a ketika akan melakukan suatu kegiatan, membuang sampah pada tempatnya, belajar dan bekerja secara kelompok, bicara yang sopan, dsb. Mula-mula tingkah laku ini diperlihatkan pada lingkungan yang lebih kecil dan terbatas pada lingkungan keluarga, sekolah dan lingkungan bermain, lama-kelamaan, tentunya harus diasah terus menerus , sehingga menyatu dalam perilaku sehari-hari.
Tanpa adanya kesempatan dan kemauan untuk mempraktekkan tingkah laku kepemimpinan itu, sulit bagi seseorang untuk mengembangkan keterampilan memimpin. Oleh karena itu perlu diciptakan lebih banyak kesempatan bagi anak-anak untuk mempraktekkan keterampilan memimpin ini baik dalam kelompok formal maupun tidak formal.

Apakah Keterampilan hidup itu ?
Keterampilan hidup yaitu kemampuan belajar yang sangat tinggi yang berguna sepanjang hidup. Hal ini melibatkan ilmu pengetahuan serta keterampilan-ketarmpilan untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari dalam berbagai macam situasi dan kondisi. Termasuk ketermpilan agar diterima oleh berbagai macam kelompok. Masuk kandang kambing mengembik masuk kandang kerbau menguak.

Apakah Keterampilan Khusus itu ?
Keterampilan khusus yaitu apabila seseorang mempelajari informasi atau teknik yang khusus untuk menyelesaikan suatu tugas yang khusus pula, maka pelajaran tersebut hanya berguna pada situasi dan kondisi tertentu.

Keterampilan Hidup sebagai Seorang Pemimpin
Semua keterampilan hidup yang berkaitan dengan kepemimpinan dinamakan keterampilan hidup sebagai pemimpin.

Sumber: http://www.google.co.id/

Minggu, 15 Agustus 2010

Dasar Pemikiran Leadership Menurut Islam

Nabi Muhammad SAW merupakan sosok pemimpin yang terkenal dengan kearifannya, sifat beliau yang menonjol dalam kepemimpinannya, tidak saja di akui oleh orang-orang islam sendiri tapi juga diakui oleh orang-orang orientalis barat yang nota bene mereka adalah orang-orang yang menentang islam, hal ini memberi gambaran kepada kita bahwasannya kepemimpinan dalam islam bukan saja hasilnya hanya dirasakan oleh umat islam itu sendiri , akan tetapi dirasakan oleh umat non muslim, Kepemimpinan islam memberikan prospek yang cerah bagi kelangsungan hidup manusia di Era Globalisasi sekarang ini yang sarat dengan krisis kepemimpinannya dan dekadensi moral akibat ulah-ulah para penguasa yang tidak bertanggung jawab. Dan perlu difahami pula bahwasannya seseorang dikatakan sebagai pemimpin manakala ia benar-benar beriman dan bertaqwa kepa Allah swt, dan inilah yang membedakan antara kepemimpinan dalam islam dan kepemimpinan menurut teori orang-orang barat.

Seorang pemimpin dalam islam itu tidak boleh terlepas ciri-ciri berikut ini sebagai pedoman dalam memilih calon pemimpin masa depan:

1) Setia; Pemimpin dan orang yang dipimpin terikat kesetiaan kepada Allah.

2) Tujuan; Pemimpin melihat tujuan organisasi bukan saja berdasarkan kepentingan kelompok tetapi juga dalam ruang lingkup tujuan Islam yang lebih luas.

3) Berpegang pada Syariat dan Akhlak Islam; Pemimpin terikat dengan peraturan Islam, boleh menjadi pemimpin selama ia berpegang pada perintah syariat. Waktu mengendalikan urusannya ia harus patuh kepada adab-adab Islam, khususnya ketika berurusan dengan golongan oposisi atau orang-orang yang tak sepaham.

4) Pengemban Amanah; Pemimpin menerima kekuasaan sebagai amanah dari Allah yang disertai oleh tanggung jawab yang besar. Qur’an memerintahkan pemimpin melaksanakan tugasnya untuk Allah dan menunjukkan sikap baik kepada pengikutnya.

الَّذِينَ إِنْ مَكَّنَّاهُمْ فِي الْأَرْضِ أَقَامُوا الصَّلَاةَ وَءَاتَوُا الزَّكَاةَ وَأَمَرُوا بِالْمَعْرُوفِ وَنَهَوْا عَنِ الْمُنْكَرِ وَلِلَّهِ عَاقِبَةُ الأُمُورِ(الحج:41(

“Yaitu orang-orang yang jika Kami teguhkan kedudukan mereka, niscaya mereka mendirikan shalat, menunaikan zakat, menyuruh berbuat yang ma’ruf dan mencegah perbuatan yang mungkar… “(QS.22:41).

2. Pemimpin Dalam presfektif Orientalis Barat

Pada dasarnya prinsip kepemimpinan dalam presfektif barat hampir sama dengan kepemimpinan dalam presfektif islam, untuk mencapai suatu keberhasilan dalam merealisasikan visi dan misi suatu perkumpulan atau organisasi, akan tetapi sebagai mana di jelaskan diawal tadi, bahwasannya kepemimpinan dalam islam bukan saja hanya mengurus masalah duniawi semata akan tetapi berkenaanpula dengan masalah akhirat juga, atau lebih spesifik lagi berkenaan dengan tanggung jawabnya selaku pemimpin kepada Allah swt, dalam artian pemimpin dalam islam bukan saja bertanggung jawab ketika didunia tapi ia juga harus bertanggung jawab membawa umatnya kejalan yang benar yang diridhai oleh Allah swt, sehingga selamat nanti diakhirat kelak. Berbeda dengan kepemimpinan dalam prespektif barat, mereka meyatakan bahwasannya seorang pemimpin ialah orang yang mampu mengendalikan massa, dan mampu menguasai mereka, tanpa menghiraukan penderitaan anggotanya atau organisasi-organisasi lainnya, yang penting dia merasa senang, walaupun harus tertawa diatas penderitaan orang lain, seperti yang telah dilakukan oleh pemimpin-pemipin barat, diantaranya, adolf Hitler, naji, josh.w.bush, dan lain-lain.

Akibat menyerapnya teori-teori kepemimpinana yang dibawa oleh orang-orang barat, kedalam pemahaman orang-orang muslim, ini mengakibtkan terjadinya, ketimpangan dalam memahami, ajaran kepemimpinana islam, seperti contoh kasus, boleh tidaknya seorang wanita menjadi pemimpin, ini merupakan problem yang sangat fundamental, di dalam masyarakat kita sekarang, dan ini menjadi tugas kita, untuk kembali meluruskan, pemahaman tentang kepemimpinan menurut ajaran islam, yang berlandaskan AL-Quran dan sunnah.

C. Kepemimpinan Rasulullah

Sejak manusia berada dipermukaan bumi ini, hasratnya ingin mengetahui segala hukum dan kodrat alam yang terdapat disekitarnya, besar sekali. Makin dalam ia meneliti, makin tampak kepadanya kebesaran alam itu, melebihi yang semula. Kelemahan dirinya makin tampak pula dan keangkuhannya pun makin berkurang.

Demikianlah, Nabi yang membawa Islam itu pun sama pula dengan alam ini. Sejak bumi ini menerima cahaya Nabi, para ulama berusaha mencari segi-segi kemanusiaan yang besar daripadanya, mencari nilai-nilai Asma-Allah dalam pemikirannya, dalam akhlaknya, dalam ilmunya. Dan kalaupun mereka mapu mencapai pengetahuan itu seperlunya, namun sampai kini pengetahuan yang sempurna belum juga mereka capai. Perjuangan yang mereka hadapi masih panjang, jaraknya masih jauh, jalannya pun tak berkesudahan.

Kenabian adalah anugrah Tuhan, tak dapat dicapai dengan usaha. Akan tetapi ilmu dan kebijaksanaan Allah yang berlaku, diberikan kepada orang yang bersedia menerimanya, yang sanggup memikul segala bebannya. Allah lebih mengetahui dimana risalah-Nya itu akan ditempatkan. Muhammad SAW sudah dipersiapkan membawa risalah atau misi itu keseluruh dunia, bagi si hitam dan si putih, bagi si lemah dan si kuat. Ia disiapkan membawa risalah agama yang sempurna, dan dengannya menjadi penutup bagi para nabi dan rasul, yang hanya satu-satunya menjadi sinar petunjuk, sekalipun nanti langit akan terbelah, bintang-bintang akan runtuh dan bumi inipun akan berganti dengan bumi dan angkasa lain.

Kesucian para nabi dalam membawa risalah dan meneruskan amanah wahyu, adalah masalah yang tak dapat dimasuki oleh kaum cendekiawan. Bagi para nabi, sudah tidak ada pilihan lain. Mereka menerima risalah dan amanah, dan itu harus disampaikan, sesudah mereka diberi cap dengan stempel kenabian. Tugas menyampaikan amanah itu sudah menjadi konsekuensi wajar bagi seorang nabi, yang tak dapat dielakkan. Akan tetapi, tidak selamanya wahyu itu menyertai para nabi dalam tiap perbuatan dan kata-kata mereka. Mereka juga tidak bebas dari kesalahan. Bedanya dengan manusia biasa, Allah tidak membiarkan mereka hanyut dalam kesalahan itu sesudah sekali terjadi, dan kadang mereka segera mendapat teguran.

Muhammad SAW telah mendapat perintah Tuhan guna menyampaikan suatu amanah, dengan tidak dijelaskan jalan yang harus ditempuhnya, baik dalam cara menyampaikan risalah atau dalam cara mempertahankannya. Pelaksanaannya diserahkan kepadanya, menurut kemampuan akal, pengetahuan dan kecerdasannya, sebagaimana yang sering dilakukan oleh kaum cerdik pandai lainnya. Kemudian datang wahyu yang memberikan penjelasan secara tegas tentang segala sesuatu mengenai Dzat Tuhan, keesaan-Nya, sifat-sifat-Nya serta cara-cara beribadat. Tetapi tidak demikian tata cara kemasyarakatan, dalam keluarga, tentang desa, kota, dan tentang Negara, baik yang berdiri sendiri maupun yang terikat oleh Negara-negara lain.

Disamping itu masih banyak sekali bidang lain yang harus diselidiki sehubungan dengan kebesaran Nabi SAW sebelum datangnya wahyu. Juga tidak kurang kebesaran itu yang harus diselidikinya sesudah datangnya wahyu. Ia menjadi utusan Tuhan dan mengajak orang kepadanya.. Ia menjadi pemimpin umat Islam, menjadi panglima perangnya; ia menjadi mufti, menjadi hakim dan organisator seluruh jaringan komunikasi dalam hubungan sesamanya dan antarbangsa. Dalam segala hal beliau dapat menegakkan keadilan. beliau mempersatukan bangsa-bangsa dan kelompok-kelompok, sesuai dengan yang dapat diterima akal sehatnya. Ia menjadi lambang kefasihan, yang menyebabkan para ahli dalam bidang itu harus takluk dan menundukan kepala, mengakui kebesaran dan kedahsyatannya. Akhirnya beliau melepaskan dunia fana ini dengan rela hati atas pekerjaannya, yang juga sudah mendapat kerelaan Allah dan kaum Muslimin.

Perkanalan


Haiiiiiiii namaku Maudy Nurulita Balqis aku biasa di panggil "Ndul", aku lahir di Bekasi, 20 Desember 1995. Aku tinggal di Perumahan Dukuh Zamrud blok U 11 no.8, Bekasi Timur. Aku anak 1 dari 3 bersaudara Aku suka banget sama yang namanya makan.